Festival Tanjung Alam 2025: Tradisi, Tari Kolosal, dan Cinta Budaya dalam Satu Panggung

37
Ribuan masyarakat memadati jalan utama Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Tanah Datar, Sabtu (28/6/2025), untuk menyaksikan perhelatan budaya Festival Langgam Nagari Tanjung Alam, yang dikemas dalam program unggulan daerah Satu Nagari Satu Event (SNSE).
Ribuan masyarakat memadati jalan utama Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Tanah Datar, Sabtu (28/6/2025), untuk menyaksikan perhelatan budaya Festival Langgam Nagari Tanjung Alam, yang dikemas dalam program unggulan daerah Satu Nagari Satu Event (SNSE).
TOBAGOES.COM – Ribuan masyarakat memadati jalan utama Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Tanah Datar, Sabtu (28/6/2025), untuk menyaksikan perhelatan budaya Festival Langgam Nagari Tanjung Alam, yang dikemas dalam program unggulan daerah Satu Nagari Satu Event (SNSE).

Festival bertema “Mamaliharo nan Ado, Manjapuik nan Tingga” ini secara resmi dibuka oleh Bupati Tanah Datar, Eka Putra, SE, MM, di area Pasar Nagari Tanjung Alam. Perhelatan budaya tersebut menjadi momentum penting dalam upaya membangkitkan dan melestarikan adat serta budaya Minangkabau.

Turut hadir dalam pembukaan, Ketua DPRD Tanah Datar Anton Yondra, SE, MM, beserta anggota dewan lainnya, pimpinan OPD, Camat dan Forkopimca, Wali Nagari, tokoh masyarakat, para perantau, pemuka adat, serta tamu kehormatan Rajo Alam Luhak Nan Tigo, Tubagus Dato’ Pesisir Ahmad Abdari dari Melayu Riau.

BACA JUGA  Kepala BNN: Fokus Rehabilitasi Jadi Prioritas, Indonesia Emas 2045 Bebas Narkoba

Dalam sambutannya, Rajo Alam menyampaikan kekagumannya terhadap keberagaman seni dan tradisi yang ditampilkan dalam festival ini.

Festival Langgam Pesona Nagari Tanjung Alam ini sangat luar biasa. Semua seni, adat, dan tradisi ditampilkan.

“Di sinilah warisan leluhur terlestarikan, terjaga, dan terpublikasi ke masyarakat luas. Ini akan menjadi bekal ilmu bagi generasi muda agar tumbuh cinta terhadap budaya dan menjunjung tinggi adat istiadat,” ujarnya.

BACA JUGA  Ormas Premanisme Bikin Gaduh, Polri Harus Menindak Secara Tegas

Ia menambahkan pesan filosofis lewat pantun:

“Dimano kain ka dibaju, Di guntiang indak lo sadang, Lah takanak mangko diungkai.

Dimano nagari ka amuah maju, Adat sejati nan hilang, Dahan jo rantiang ka dipakai.”

Menurutnya, kemajuan suatu negeri takkan tercapai tanpa penerapan nilai-nilai adat secara utuh dan sepenuh hati.

BACA JUGA  IKN di Persimpangan: Dari Mimpi Megah Jadi Tanda Tanya Nasional

Sementara itu, Bupati Eka Putra menyebut festival ini sebagai salah satu yang terbaik yang pernah ia saksikan.

“Event ini luar biasa, bukan hanya dari jumlah pengunjung, tetapi juga dari kekayaan nilai budaya yang diangkat. Pawai Seribu Katidiang Saok dan tari kolosal yang ditampilkan benar-benar memukau dengan narasi sejarah yang sakral di Nagari Tanjung Alam,” kata Bupati.

Ia bahkan mengusulkan agar penampilan tari kolosal Katidiang Saok ini ditampilkan pada perhelatan di Istano Basa Pagaruyung pada Desember mendatang.

BACA JUGA  Langkah Satgas Garuda Merah Putih II Salurkan 61,7 Ton Bantuan ke Gaza

Di sisi lain, Wali Nagari Tanjung Alam, Kadiman Dt. Simarajo Nan Kayo, menjelaskan bahwa festival ini merupakan wujud semangat kolektif warga dalam merawat akar budaya mereka sendiri.

Festival ini menjadi ruang edukasi bagi generasi muda untuk memahami warisan leluhur sekaligus panggung ekspresi budaya lintas usia dan profesi.

“Tradisi Katidiang Saok yang dihidupkan kembali menjadi simbol upaya mempertahankan adat di tengah arus modernisasi,” tegasnya.

BACA JUGA  Jakarta Fair 2025 Dibuka, Gubernur Pramono Target Peluang Transaksi Tembus Rp7,5 Triliun

Festival akan berlangsung selama tiga hari, 28 hingga 30 Juni 2025, di pelataran Kantor Wali Nagari Tanjung Alam, dengan ragam pertunjukan seni tradisi dan pameran kuliner khas Minangkabau.