Jakarta, toBagoes.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kembali melakukan kunjungan luar negeri ke China pada Selasa (2/9/2025) malam.
Lawatan ini Presiden Prabowo Subianto memenuhi undangan khusus Presiden China Xi Jinping untuk menghadiri parade militer memperingati 80 tahun kemenangan China dalam Perang Dunia II.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan, kehadiran Prabowo di Beijing merupakan permintaan langsung dari pemerintah China.
“Dalam beberapa hari belakangan ini ada permohonan yang sangat dari pemerintah Tiongkok agar Bapak Presiden menghadiri paling tidak satu hari acara peringatan 80 tahun dan parade militer,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Menurut Prasetyo, sebelum berangkat Presiden telah mempertimbangkan situasi dalam negeri pasca gejolak sosial yang mulai pulih.
Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat, aparat keamanan, dan pemerintah daerah atas terjaganya stabilitas nasional.
Selain menghadiri parade militer, Prabowo dijadwalkan bertemu Presiden Xi Jinping dan sejumlah pemimpin dunia lain.
“Kami berharap di sela-sela waktu kunjungan beliau ada pembicaraan yang membawa kebaikan bagi hubungan Indonesia dan Tiongkok,” kata Prasetyo.
Kunjungan Kedua ke China
Sejak dilantik pada Oktober 2024, ini menjadi kali kedua Prabowo bertandang ke Beijing. Kunjungan pertamanya berlangsung pada 9 November 2024, ketika ia disambut dengan upacara kenegaraan di Great Hall of the People.
Saat itu, kedua kepala negara membahas penguatan kemitraan strategis di bidang perdagangan, investasi, dan geopolitik kawasan, serta menghadiri Forum Bisnis Indonesia-China yang menghasilkan sejumlah nota kesepahaman investasi.
Prabowo menekankan pentingnya membangun sinergi dengan China sebagai kekuatan ekonomi sekaligus pusat peradaban dunia.
“Kami ingin kerja sama Indonesia-China menjadi contoh bahwa kolaborasi, bukan konfrontasi, adalah jalan menuju perdamaian dan kemakmuran,” ujarnya kala itu.
Jejak Hubungan RI-China
Kedekatan Indonesia-China memiliki akar panjang sejak era Presiden Soekarno, yang pada 1956 bertemu Mao Zedong dan Zhou Enlai. Setelah sempat membeku, hubungan diplomatik dipulihkan kembali pada era Soeharto tahun 1990.
Sejak itu, seluruh presiden Indonesia menempatkan Beijing sebagai mitra penting. Megawati Soekarnoputri melakukan dua kali lawatan resmi pada 2001-2002, Susilo Bambang Yudhoyono tiga kali kunjungan yang berujung pada kemitraan strategis komprehensif tahun 2010.
Sementara Joko Widodo enam kali bertandang dalam forum multilateral maupun bilateral, termasuk membahas pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kini, estafet itu berlanjut di tangan Prabowo. Kehadirannya di parade militer 80 tahun kemenangan China menegaskan kembali peran Indonesia dalam menjaga kedekatan diplomatik, sekaligus membuka ruang bagi kerja sama baru di tengah dinamika geopolitik global.