Jakarta, toBagoes.com – Kemerdekaan bukanlah sikap pasif. Ia adalah kemampuan untuk mempertahankan diri, memproyeksikan kekuatan yang kredibel, dan mencegah agresi.
Pandangan ini sejalan dengan pemikiran Carl von Clausewitz, yang menempatkan militer sebagai instrumen politik vital. Kekuatan pertahanan yang terkelola dengan baik adalah kunci untuk mencapai tujuan politik yang lebih besar.
Program modernisasi pertahanan yang ambisius, seperti Perisai Trisula Nusantara dengan akuisisi jet tempur Rafale dan kapal selam Scorpene, merupakan langkah nyata untuk memastikan Indonesia memiliki kapabilitas mumpuni di tengah dinamika geopolitik yang kian kompleks.
Ini adalah investasi jangka panjang demi perdamaian yang bermartabat perdamaian yang lahir dari kekuatan, bukan dari kelemahan.
Meski menganut realisme yang tegas, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya diplomasi “bebas dan aktif” serta prinsip “seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak.”
Dalam hubungan internasional, kemerdekaan berarti kemampuan menjalin persahabatan dengan semua negara tanpa terjerat dalam blok kekuatan tertentu.
Pendekatan ini, yang sejalan dengan pemikiran Hans J. Morgenthau, bertujuan memaksimalkan otonomi strategis Indonesia di panggung global.
Inilah bentuk “diplomasi eksistensial” diplomasi yang menegaskan kehadiran dan pengaruh Indonesia, memastikan suara bangsa ini terdengar dan dihormati di setiap forum dunia.
Di era multipolar, kemampuan menyeimbangkan hubungan dengan berbagai kekuatan besar menjadi kunci menjaga kedaulatan sekaligus memajukan kepentingan nasional.
Presiden Prabowo mengingatkan bahwa kemerdekaan Indonesia diraih melalui pengorbanan besar seluruh rakyat, terutama mereka yang paling rentan dan pekerja keras.
Karena itu, makna kemerdekaan juga memikul tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan kesejahteraan rakyat, memberantas korupsi, dan menghapus ketidakadilan ekonomi.
Visi Indonesia Emas 2045 menjadi puncak perjuangan ini menjadikan Indonesia bukan hanya negara maju secara ekonomi, tetapi juga adil secara sosial dan dihormati di dunia.
Visi ini adalah janji untuk melunasi “utang sejarah” kepada para pejuang dan rakyat yang telah berkorban, dengan membangun bangsa yang makmur dan berkeadilan.
Menjelang 80 tahun kemerdekaan, pesan Presiden Prabowo adalah jelas. Indonesia harus membangun kekuatan nasional yang komprehensif militer, ekonomi, dan diplomatik agar dapat berdiri tegak sebagai bangsa berdaulat penuh.
Ini adalah panggilan untuk kerja keras, persatuan, dan keberanian menghadapi tantangan abad ke-21, demi mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.