Willa Lesmana Menyoroti Polemik Premanisme dan Ormas “Jangan Salah Persepsi, Ormas Bukan Preman”

68
premanisme dan ormas

TOBAGOES.COM/ Bogor, 21 Mei 2025 – Wiwi Lesmana, yang akrab disapa Willa, seorang aktivis dan mantan anggota organisasi masyarakat (ormas), angkat bicara menanggapi pernyataan kontroversial yang menyamakan Premanisme dan Ormas. Ia mengecam pernyataan sejumlah oknum pejabat dan pihak pemerintah yang menyudutkan peran ormas di tengah masyarakat.

Willa menegaskan Premanisme dan Ormas,bahwa persepsi pemerintah terhadap ormas kerap dilandasi ketakutan dan kecurigaan, terutama karena ormas berperan sebagai kontrol sosial terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Ia mengungkapkan bahwa selama aktif di ormas, dirinya justru melihat kontribusi besar yang diberikan ormas kepada masyarakat.

BACA JUGA  3 Oknum Ormas di Purbalingga Jadi Tersangka Pemerasan Penjual Minuman

“Premanisme dan Ormas jauh berbeda, Ormas sering melakukan kegiatan sosial seperti santunan kepada anak yatim, janda, dan kaum dhuafa. Mereka juga rutin mengadakan pengajian dan membersihkan lingkungan tanpa mengharapkan gaji dari negara. Ini sangat berbeda dengan sebagian pejabat yang justru kerap tersandung kasus korupsi dan hidup bermewah-mewahan dari uang rakyat,” tegas Willa.

Menurutnya, ormas adalah representasi dari keberagaman bangsa Indonesia. “Organisasi masyarakat berdiri atas dasar agama, suku, adat, dan budaya. Mereka dibentuk secara resmi, terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM, dan memiliki AD/ART serta visi misi yang jelas. Tidak sepantasnya ormas dipandang sebagai ancaman atau dibubarkan,” lanjutnya.

BACA JUGA  Bocor Sebelum Razia, Menemukan Ribuan HP dan Sajam Ditemukan di Lapas : BPI KPNPA RI: "Seremonial Belaka!"

Willa juga mengkritisi politisasi ormas oleh sejumlah pihak. Ia menilai banyak mantan aktivis ormas yang setelah menjabat sebagai anggota legislatif, lupa akan tujuan awal perjuangan mereka.

“Setelah berkantor di gedung wakil rakyat, mereka lupa bahwa mereka berasal dari rakyat. Ormas bukan alat politik. Kalau pun ada oknum ormas yang menyimpang, semestinya pemerintah hadir untuk membina, bukan membubarkan,” ujarnya.

Ia menekankan perlunya perhatian dan pembinaan kepada anggota ormas, sebagaimana negara memberikan perhatian pada pendidikan militer bagi generasi muda. “Anggota ormas pun perlu pelatihan, pembinaan, dan pekerjaan agar mereka punya masa depan dan bisa mendidik anak-anaknya dengan baik,” katanya.

BACA JUGA  Tokoh Muda Bekasi dan Jawa Barat Kompak Siap Lawan Premanisme dan Arogansi Oknum Ormas

Willa menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa membubarkan ormas justru membuka ruang bagi premanisme. “Premanisme lahir dari kondisi ekonomi yang sulit dan kurangnya perhatian negara. Bukan karena pilihan hidup. Maka, solusi bukan pembubaran, tapi pemberdayaan.”

Ia menyerukan agar pemerintah dan ormas tidak saling menuding, melainkan saling mendukung untuk membangun persatuan bangsa yang adil dan beradab.