Momentum ini juga menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dipercaya mengemban tugas sakral. Salah satunya adalah Bianca Alessia Christabella Lantang, siswi SMA Lentera Harapan Tomohon asal Sulawesi Utara, yang bertugas sebagai pembawa baki bendera. [Antara Foto/Wahyu Putro]
Momentum ini juga menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dipercaya mengemban tugas sakral. Salah satunya adalah Bianca Alessia Christabella Lantang, siswi SMA Lentera Harapan Tomohon asal Sulawesi Utara, yang bertugas sebagai pembawa baki bendera. [Antara Foto/Wahyu Putro]
Jakarta, toBagoes.com – Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka berlangsung khidmat dan penuh makna. Selain menjadi peristiwa bersejarah bagi bangsa, momentum ini juga menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dipercaya mengemban tugas sakral.

Salah satunya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) adalah Bianca Alessia Christabella Lantang, siswi SMA Lentera Harapan Tomohon asal Sulawesi Utara, yang bertugas sebagai pembawa baki bendera. Dengan wajah haru, Bianca mengaku bangga mendapat kesempatan langka tersebut.

“Puji Tuhan, saya dipercayakan sebagai pembawa baki Paskibraka. Senang sekali dan bangga bersama teman-teman pasukan lainnya, karena kami berhasil mengibarkan bendera,” ungkapnya penuh syukur.

BACA JUGA  TPS di Taman Sari Kota Serang Ambruk, Pasti Proyek APBD Diduga Asal Jadi

Sementara itu, Farrel Argantha Irawan dari SMA Highscope Indonesia TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang bertugas sebagai pengerek bendera, menyebut pengalaman itu tak ternilai harganya. Ia juga menegaskan setiap peran dalam Paskibraka sama pentingnya.

“Mau pembentang, pengerek, 17, sore, pagi, itu sama. Karena kita di sini untuk menaikkan dan menurunkan bendera. Untuk Merah Putih, untuk negara. Merdeka!” serunya.

Hal senada dirasakan El Rayyi Mujahid Faqih, siswa SMK Kehutanan Negeri Samarinda, Kalimantan Timur, yang dipercaya menjadi pembentang bendera.

BACA JUGA  Rahmad Sukendar: Aparat Tutup Mata, Tambang Ilegal Masih Merajalela

Ia mengaku tak akan pernah melupakan momen tersebut, terutama karena disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Berkesan sekali, apalagi ditonton banyak orang dan langsung disaksikan Bapak Presiden. Itu sangat berkesan dan tidak akan saya lupakan seumur hidup,” tuturnya.

Di balik suksesnya upacara, Kolonel Infanteri Amril Hairuman Tehupelasury, Wakil Komandan Grup 1 Kopassus, yang bertugas sebagai komandan upacara, menegaskan bahwa keberhasilan ini lahir dari persiapan matang.

BACA JUGA  Oknum Aparat Diduga Terlibat Dalam Jaringan Mafia BBM Subsidi di Sumbar

Ia juga mengingatkan generasi muda untuk terus menghidupi nilai perjuangan para pendiri bangsa.

“Sebagai generasi muda, kita harus meneruskan nilai perjuangan yang telah ditorehkan para pendahulu. Kita harus melanjutkannya sesuai profesi dan tugas kita masing-masing,” tegasnya.

Upacara Detik-detik Proklamasi tahun ini kembali menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan tak pernah pudar, justru terus diwariskan melalui generasi muda yang berbakti bagi Merah Putih.

BACA JUGA  Peredaran Oli Palsu Rp85 Miliar Terbongkar, Wagub Kalbar: Terima Kasih BIN dan BAIS

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi tampil dengan pakaian adat asal Padang, Sumatera Barat. “Alasannya pertama, ya tentunya kita menghormati salah satu proklamator kita, Bung Hatta, karena berasal dari Sumatera Barat. Yang kedua, kebetulan saya orang Jawa. Dalam filosofi Jawa, Padang itu artinya terang. Jadi ini doa dan harapan bahwa ke depan Indonesia akan terang benderang,” ujar Menteri Pras.

Menteri Agama Nasaruddin Umar beserta istri mengenakan busana khas Bugis. “Ini Bone, songkok Bone dan insyaallah istri juga pakai Bugis. Pertama, saya dari Bugis ya,” kata Menteri Nasaruddin.

Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto beserta istri mengenakan pakaian adat Sunda yang merupakan asal dari Bima.

BACA JUGA  Presiden Prabowo Ultimatum 1.063 Tambang Ilegal: Walau Gerindra, Tidak Akan Saya Lindungi!

“Yang pertama ini adat Sunda, Priayi Sunda. Karena saya dari Sunda, istri saya dari Sunda. Tapi dulu para pejuang kemerdekaan, Tirto Adhi Soerjo, Cokroaminoto, bajunya juga seperti ini. Dan mereka-mereka inilah intelektual yang berjuang di fase-fase awal menuju kemerdekaan bangsa,” ungkap Bima.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf memilih batik khas Jawa dari Yogyakarta. “Pagi ini alhamdulillah saya punya kesempatan untuk menggunakan batik khas Jawa. Ini khususnya Yogyakarta ya,” tuturnya.

Keberagaman pakaian adat yang dikenakan Presiden serta jajaran menteri dan pejabat negara mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, tradisi dan identitas lokal berpadu dalam satu perayaan kebangsaan, memperlihatkan betapa majemuknya Indonesia namun tetap bersatu sebagai bangsa.