Nasib Mempunyai Gelar Tidak Menjamin Pekerjaan: Kisah Andika, Tukang Sapu Bergelar Sarjana

20
Kisah cerita petugas kebersihan saat gelar tidak menjamin pekerjaan. Setiap pagi, Andika (27) mengenakan seragam oranye menyala dan memanggul sapu lidi serta karung sampah.
Kisah cerita petugas kebersihan saat gelar tidak menjamin pekerjaan. Setiap pagi, Andika (27) mengenakan seragam oranye menyala dan memanggul sapu lidi serta karung sampah.
Makassar, toBagoes.com – Kisah cerita petugas kebersihan saat gelar tidak menjamin pekerjaan. Setiap pagi, Andika (27) mengenakan seragam oranye menyala dan memanggul sapu lidi serta karung sampah.

Pekerjaan Andika setiap pagi menyusuri trotoar Jalan Veteran, Makassar, menyapu dedaunan dan sisa plastik yang berserakan.

Tidak banyak yang tahu pekerjaan hanya petugas kebersihan, pria yang kini bekerja sebagai petugas kebersihan ini adalah lulusan sarjana Teknik Sipil dari salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Sulawesi Selatan.

BACA JUGA  DPD IKM Tangsel Resmi Terbentuk, Fokus Rangkul Warga Minang di Perantauan

“Ada rasa malu waktu pertama kali pakai seragam ini,” ujar Andika, tersenyum lebar.

“Tapi setelah sebulan, saya sadar, ini pekerjaan yang jujur. Dan saya bangga bisa membantu kota tetap bersih.”

Andika lulus pada tahun 2021 dengan IPK 3,51. Sejak saat itu, ia mengirimkan lebih dari 120 lamaran kerja ke perusahaan konstruksi, konsultan teknik, hingga BUMN. Beberapa kali dipanggil wawancara, tapi tak satu pun berujung panggilan kerja.

BACA JUGA  Rahmad Sukendar Desak Gubernur Banten Mundur Jika Tak Mampu Atasi Konflik Penyegelan Sekolah di Tangsel

“Modal jadi sarjana saja ternyata nggak cukup. Banyak perusahaan minta pengalaman kerja, koneksi, atau bahkan ‘uang pelicin’,” katanya lirih.

Tekanan hidup membuat Andika berpikir realistis. Ayahnya pensiun dini, ibunya hanya berjualan kue. Adik bungsunya masih SMA.

“Saya nggak bisa terus jadi beban. Akhirnya saya daftar jadi petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup,” ucapnya.

BACA JUGA  Ironi Pendidikan: Ketekunan Tak Menjamin Lapangan Kerja

Gajinya memang tak besar, hanya sekitar Rp2,2 juta per bulan. Tapi cukup untuk bantu kebutuhan rumah tangga. Ia juga mengambil kerja tambahan sebagai tukang ojek online di sore hari.

Andika bukan satu-satunya. Di unit kerjanya, ia mengaku ada dua teman petugas kebersihan lain yang juga lulusan S1 satu dari jurusan Akuntansi, satu lagi dari Ilmu Hukum.

“Banyak orang pintar yang sekarang kerja di tempat yang tidak sesuai ijazahnya. Tapi kerja tetap kerja. Kita tidak mencuri, tidak menipu. Itu yang saya pegang,” kata Andika tegas.

BACA JUGA  Semarak Hari Lahir Kejaksaan RI Ke-80, Kejari Tanjung Jabung Timur Gelar Berbagai Layanan Publik Gratis

Ia masih berharap suatu hari bisa bekerja di bidang yang sesuai latar belakang pendidikannya. Namun untuk saat ini, ia memilih untuk tidak mengeluh.

Saya percaya, rezeki sudah diatur. Mungkin hari ini saya nyapu jalan, tapi siapa tahu besok saya bangun jalan.