1,9 Ton Narkoba Senilai Rp7 Triliun Digagalkan TNI AL di Kepri

52
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda TNI Fauzi, menegaskan bahwa peredaran narkoba merupakan ancaman nyata bagi Indonesia yang harus diperangi bersama oleh seluruh elemen penegak hukum.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda TNI Fauzi, menegaskan bahwa peredaran narkoba merupakan ancaman nyata bagi Indonesia yang harus diperangi bersama oleh seluruh elemen penegak hukum.
TOBAGOES.COM, KEPRI – Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda TNI Fauzi, menegaskan bahwa peredaran narkoba merupakan ancaman nyata bagi Indonesia yang harus diperangi bersama oleh seluruh elemen penegak hukum.

Dalam konferensi pers terkait penyelundupan narkoba yang digelar di Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IV Batam, Jumat, Fauzi mengungkapkan bahwa Kepulauan Riau (Kepri) merupakan wilayah rawan yang sering menjadi pintu masuk utama penyelundupan narkotika dari luar negeri.

“Karena Kepri adalah corong terdepan masuknya barang-barang (narkoba) ini. Sehingga kami selalu berupaya dan berkomitmen untuk menindaklanjuti perintah ini sebaik-baiknya,” kata Fauzi.

BACA JUGA  Terbongkar! Oknum Pelabuhan Batam Jadi Jalur Masuk Vape Obat Keras dari Malaysia

Ia menjelaskan, upaya pencegahan dan penindakan terhadap narkoba merupakan instruksi langsung dari Presiden RI melalui dokumen Asta Cita, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali.

Sebanyak 1,9 Ton Narkoba Digagalkan

Keberhasilan terbaru TNI AL, kata Fauzi, adalah penggagalan penyelundupan 1,9 ton narkoba oleh Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Lanal Tanjung Balai Karimun di perairan Selat Durian, Kabupaten Karimun. Narkoba tersebut dibawa menggunakan kapal ikan asing berbendera Thailand.

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda TNI Fauzi, menegaskan bahwa peredaran narkoba merupakan ancaman nyata bagi Indonesia yang harus diperangi bersama oleh seluruh elemen penegak hukum.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda TNI Fauzi, menegaskan bahwa peredaran narkoba merupakan ancaman nyata bagi Indonesia yang harus diperangi bersama oleh seluruh elemen penegak hukum.

Barang bukti terdiri dari 1,2 ton kokain dan 705 kilogram sabu, yang disimpan dalam 95 karung. Tim TNI AL bekerja sama dengan Direktorat Reserse Narkoba Polda Kepri untuk melakukan pengujian terhadap isi karung. Hasilnya, seluruhnya dipastikan merupakan narkoba.

BACA JUGA  Dari Thailand ke BSD: Jejak Narkoba Jarred Dwayne Shaw Terungkap

“Ini adalah kerja tim. Kami tidak bisa sendiri. Kolaborasi dengan Polda Kepri, BIN Daerah, Bea Cukai, Kejaksaan, dan pemerintah daerah sangat penting dalam pengungkapan ini,” ujarnya.

Dari estimasi awal, nilai total narkoba tersebut diperkirakan mencapai Rp7 triliun. Namun menurut Fauzi, nilai ekonomi bukanlah hal utama yang menjadi perhatian.

“Tentu sebagai aparat kami tidak melihat dari nilai tersebut. Tapi dampak kerusakan yang diberikan pada generasi muda Indonesia. Kalau terus dibiarkan, berkelanjutan, kita tidak tahu bagaimana kondisi negara ini 15–20 tahun ke depan,” tegasnya.

BACA JUGA  2 Polisi Gadungan Rampas Motor di Palmerah, Menemukan Positif Sabu dan Sudah 17 Kali Beraksi

Ajak Seluruh Komponen Bangsa Bersinergi

Fauzi menyerukan pentingnya sinergi antar lembaga dalam melawan ancaman narkoba. Ia menyebut TNI, Polri, Kejaksaan, Bea Cukai, BIN, BNN, serta pemerintah daerah harus membentuk barisan kokoh untuk mencegah kerusakan bangsa.

“Narkoba menjadi ancaman nyata bagi bangsa. Apabila tidak kita perangi bersama, maka akan merusak SDM Indonesia dan melemahkan karakter pemuda kita,” katanya.

TNI AL, lanjutnya, akan terus memperkuat pengawasan wilayah perairan Indonesia, khususnya pada jalur-jalur rawan penyelundupan yang kerap dimanfaatkan oleh sindikat narkotika internasional.

BACA JUGA  Kapolri: Tanam Mangrove, Jaga Alam, Lindungi Masyarakat

“Apa yang kami lakukan hari ini akan terus berkelanjutan dan menjadi satu kesatuan tim di Kepri ini demi menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutup Fauzi.